2000 click, The 2nd Milestone

25 11 2009

Akhirnya tiba di milestone yang kedua. Melihat catatan statistik yang memunculkan angka 2000, sungguh melegakan. Membayangkan ada 2000 tangan – tangan mungil menggenggam mouse, dengan jari – jari lincah menekan klik kanan menyusuri blog ini. Tangan – tangan inilah yang menemani sepanjang blog ini didirikan.

Terima kasih buat semuanya, baik yang setia mengikuti perkembangan blog ini, atau yang terpaksa membuka blog ini karena ‘ancaman’ promo clicker get clicker. Masih berharap masuknya komen – komen dengan alamat blog masing – masing supaya bisa saling mengunjungi.

Once again, thank you…





Diary Seorang Katekismus

15 11 2009

(Mengkritisi sistem katekisasi di salah satu gereja Katolik di Jakarta Selatan)

Peserta katekisasi kali ini benar-benar beragam. Ada yang agama asalnya Islam, Budha, Kong Hu Cu dan Kristen. Tiga yang pertama bak ember kosong, aku bisa mengisinya dengan leluasa. Tapi yang terakhir ini….seperti ember penuh, aku harus mengosongkannya dulu untuk bisa mengisinya dengan keyakinanku. Untuk itu aku harus kerja ekstra keras. Sepertinya dia tipe orang yang suka mempertanyakan segala sesuatu, dosa asal atas ketidaktaatan yang bermula dari si keparat Luther.

Pernah suatu kali aku dipermalukannya, waktu aku menceritakan saat Abraham menang bergulat dengan malaikat Tuhan. Dengan seenaknya dia memotong,

“Bagian mana dari Alkitab yang menceritakan itu? Bukan Abraham, tapi Yakub yang menang bergulat dengan malaikat Tuhan dan berganti nama menjadi Israel.”

Mana aku ingat semua nama dalam Alkitab ! Abraham atau Yakub sama saja buatku. Aku lebih tahu cerita mitos santo dan santa ketimbang tokoh – tokoh Alkitab.

Pada suatu pertemuan aku membahas santo dan santa, sesuatu yang aku yakin tidak dia kuasai. Aku balas dia dengan pertanyaan,
“Di agamamu gak ada santo dan santa kan?”

Aku tersenyum, aku yakin dia tidak akan menjawab.

“Ada. Kalo santa memang tidak ada, tapi kami punya seorang santo.”

Aku terkejut dengan jawabannya.

“Santo siapa?”

“Santo..so, ya, Santoso nama pendeta di gereja saya dulu.”

Dan semua tertawa.

Oh, Bunda Maria berikan kesabaran padaku untuk menghadapi pemberontak yang satu ini. Ya, roh kudus bimbinglah mulutku ini. Lain kali aku akan hati – hati berkata.

Pernah aku bercerita tentang wujud – wujud roh kudus berupa api, burung merpati dan hembusan angin. Saat aku sedang bercerita tentang wujud roh kudus yang terakhir, yaitu saat Yesus mencurahkan roh kudus kepada murid – muridnya dengan cara menghembuskan angin, dengan kurang ajarnya dia berkomentar,
“Wah, pasti anginnya bau ikan goreng, Yesus kan suka makan ikan goreng, pasti mulutnya bau ikan goreng.”

Aku tahu aku salah, roh kudus memang tidak pernah dicurahkan Yesus dalam bentuk hembusan angin, tapi kenapa dia tidak taat pada ceritaku saja, detil kecil seperti ini tidak perlu diributkan atau dipertanyakan.

Pada suatu kali aku bertanya,
“Apa yang akan kalian lakukan untuk menunjukan iman kalian ?”

Muridku yang paling pintar menjawab,
“Ikut perayaan Ekaristi tiap minggu.”

Muridku yang paling taat menjawab,
“Membuat tanda salib jika berdoa.”

Tapi si pemberontak itu menjawab,
“Mengasihi sesama….”

Dasar reformis! Kenapa tidak kau jawab saja dengan salah satu tradisi suci yang sudah kuajarkan kepadamu. Kasihmu kepada sesama bukan cara yang atraktif dan efektif untuk menambah umat.

Aku memutuskan akan kembali mengajar di Bina Iman Anak saja. Setidaknya anak-anak lebih nurut dan lucu, dibanding jebolan – jebolan reformis, yang selalu ada setidaknya satu orang di setiap angkatan, hanya untuk mengawini salah satu dari umat gereja ini. Walaupun anak – anak sering rewel dan nakal, setidaknya mereka tidak akan mempermalukan aku atas keterbatasan pengetahuan Alkitabku.

Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.

Terinspirasi oleh ‘Als Ik een Jezuiet Was’.

function fbs_click()
{
u=location.href;
t=document.title;
window.open(’http://www.facebook.com/sharer.php?u=’+encodeURIComponent(u)+’&t=’+encodeURIComponent(t),’sharer’,’toolbar=0,status=0,width=626,height=436′);return false;
}





Mengusir Bekas Pacar dari Pasangan Anda

14 11 2009

Pada suatu ketika anda mungkin akan berpacaran dengan seseorang dan anda bisa jadi bukan pacar pertama pasangan anda. Dengan demikian keberadaan bekas pacar pasangan anda bisa mengganggu hubungan anda atau tidak. Di saat sudah terasa terganggu tentu anda tak mau tinggal diam. Apalagi bila bekas pacar pasangan anda main kucing – kucingan dengan anda, dan mencoba kontak dengan pasangan anda di belakang anda atau dia masih merasa sebagai figure penting buat pasangan anda.

Fiuuh….saya pusing dengan paragraf diatas karena terlalu banyak kata anda, tapi semoga anda tidak. Namun tentunya anda lebih pusing saat mengalami peristiwa yang saya gambarkan di atas.

Saya pernah mengalaminya. Baik sebagai mantan pacar yang masih merasa sok penting dan sebagai cowok yang terganggu oleh mantan dari pasangannya.

Sebagai orang yang sok penting terhadap mantan pacar, saya menyadari bahwa perasaan itu tidak penting dan tidak ada gunanya. Pada akhirnya masing – masing sibuk meneruskan hidup.

Sebagai orang yang terganggu karena bekas pacar pasangan masih merasa penting dan suka nongol gak jelas, tentu saya harus melakukan sesuatu. Tapi kali ini saya mau melakukan sesuatu dengan elegan. Saya menghindari percakapan langsung, supaya emosi tidak langsung terlibat. Maka saya memilih jalan aman, dengan sms. Berikut catatan sms berbalasan itu, beserta analisa saya:

(Saya)
Gw mo minta tolong lo, sbg sesama orang dewasa, jangan YM in cewek gw lg deh, soalnya ganggu bgt. Kalo boleh gw saranin, mending lo fokus aja ke masa depan lo ama cewek lo sekarang. Thanks atas pengertian lo.

Analisa:
Saya mencoba menggugah rasa kedewasaannya, lalu mengajukan permintaan. Lalu mengajukan sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya dari pasangan saya.

(Bekas pacarnya)
Jiiaaah siap bro!,hapus aja ym gw skalian..gw cm mu tmenan aj salah ap??Ym an ma mantan gw yg laen gpp tuh ma cowoknya,demi tuhan gw ga ada mksd apa2,yauda klo emang gt gw ga ganggu kalian lg..gw jg da mu merit n mu undang cewek lo tp jd salah kyknya,thx.

Analisa:
Gaya bahasanya seperti ABG. Tetapi memang bahasa menunjukan kepribadiannya. Dia mencoba mengeksplorasi perasaan bersalah saya dengan ‘apa salahnya jadi teman’ dan bawa – bawa nama Tuhan bahwa dia punya niat baik, serta bumbu – bumbu undangan pernikahan.

(Saya)
Tenang bro, ym lo udah lama dihapus kok. Gw yakin temen lo banyak, gak cuma cewek gw, jadi ga usah kuatir ilang satu doang. Congrats deh kalo udah mo married. Kalo mo kasih undangan kirim aja lewat pos. Thanks.

Analisa:
Saya mencoba mengatur irama dengan kata tenang. Saya kasih tahu kalo usulannya bukan sesuatu yang baru. Saya sentil sedikit harga dirinya dengan keyakinan saya bahwa pasti dia punya banyak teman selain pasangan saya, jadi ga ada masalah kalo dia cuma kehilangan satu saja. Ini sebagai counter atas pernyataan ‘apa salahnya berteman’, saya balik jadi ‘ada masalah apa kalau gak berteman?’. Gak ada masalah, jadi ga perlu ribet maksa berteman.

(Bekas pacarnya)
Sip bro..kyknya berkah bgt buat lo dpt dia smpe sgitu ketakutannya bgt ma gw yg ga mgkn bs dkt walaupun cm tmen aja,jaga baik2lah dia..kyknya gw cancel aja tuk undang kalian,uda ga perlu jg.

Analisa:
Kali ini dia mulai menghangatkan psi-war. Dia menyerang ego saya dengan menyatakan saya ketakutan, dan menempatkan dia pada sisi superior dan saya sebagai inferiornya, plus ancaman pembatalan undangan.

(Saya)
Ok, bro. Tugas gw sbg cowoknya buat jagain dia. Thanks udah diingetin. Ketakutan sih enggak bro, cuma kebetulan gw agak risih kalo cewek gw msh bergaul ma temen2nya yang suka dugem dan nge-drugs. Jadi bukan cuma sama lo aja. Soal undangan terserah lo aja, lo yg punya gawe. Thanks.

Analisa:
Kalimat 1 – 3, saya pakai untuk menunjukan bahwa emosi saya masih stabil. Kemudian saya melakukan counter atas tudingan dia bahwa saya ketakutan dengan mengeksplorasi aib dirinya. Saya juga menunjukan bahwa dia bukan target tunggal, supaya dia tidak besar kepala. Dan soal undangan saya benar-benar tidak peduli.

(Bekas pacarnya)
Gud..cowok yg baik,uda 5 thn gw sama dia..skrg giliran lo,tenang aja dia uda ga akan neko2 kok bro..gw da sgt tau dia.

Analisa:
Dia mulai tahu bahwa saya menguasai data tentang diri dan aibnya, dia tidak melakukan counter atas hal itu. Dia mulai mengalihkan fokus pada keunggulan dia dibanding saya, yaitu durasi hubungan dan klaim bahwa dia lebih mengenal pasangan saya ketimbang saya sendiri. Sebenarnya ini adalah teknik yang sangat ‘old school’ bagi seorang mantan pacar untuk terlihat superior terhadap pacar baru mantannya. Piece of cake!

(Saya)
Thanks atas dukungannya. Walaupun gw ama dia blm selama lo, tapi gw liat secara pribadi dia udah berubah jauh lebih baik dari sebelum2nya. Good luck with your life. Wish U all the best.

Analisa:
Saya masih ingin menunjukan kestabilan emosi saya pada kalimat pertama. Kemudian saya balik keunggulan yang dia miliki menjadi tidak ada nilainya. Apa yang saya hasilkan dalam waktu yang lebih singkat lebih punya makna dibanding hitung-hitungan waktu yang dia miliki, lalu saya segel dengan ‘good wishes’, supaya dia pergi dan mengurusi urusannya sendiri.

(Bekas pacarnya)
Wah bgs d klo gt,..tq,u2 bro

Analisa:
Ini hanya basa basi saja. Dia sudah gak bisa bilang apa- apa lagi.

*****

Overall, saya puas dengan arah komunikasi ini. Dari awal sampai akhir saya memegang kendali dan keinginan saya supaya dia menyingkir telah tercapai. Sindiran – sindiran yang saya lemparkan dapat mengenai target. Bila ternyata kesimpulan saya ini salah, saya hanya bisa bilang: ‘mungkin otaknya sudah jadi bebal, akibat terlalu banyak mengkonsumsi obat-obat psikotropika’. Hmmm….

Diceritakan oleh:
Irwan Kamarga

Ditulis ulang oleh:
‘mulutmanisyangberbisa’

icon_link





Cicakae Versus Buayaensis

11 11 2009

Saat ini sedang menyimak perseteruan akbar, antara KaPeKa dan Polrisi. Analogi cicak versus buaya digunakan untuk menggambarkan betapa kecilnya kekuatan KaPeKa dibanding besarnya kekuatan Polrisi. Media massa yang secara marathon menayangkan perkembangan kasus ini, memiliki kontribusi yang cukup besar dalam memberikan informasi kepada masyarakat seputar kasus ini. Willy The Wizard memanaskan pertempuran dengan pengakuan bahwa memang ada rekayasa untuk menjatuhkan pimpinan KaPeKa oleh petinggi Polrisi. Situasi terakhir membuat semakin kuat dukungan masyarakat kepada KaPeKa yang notabene hanya seekor cicak di mata seekor buaya. Namun dukungan besar inilah yang membuat buaya tak berdaya.

Saat ini sedang sibuk membahas sosok Martin Luther dengan dosen gila. Berawal dari ketidaksengajaan dosen gila nonton film Luther di salah satu stasiun tv lokal Belanda, sembari packing pindahan flat. Nah, perjuangan Luther menentang praktek indulgence Paus Leo X, sama juga seperti cicak versus buaya. Seorang biarawan, dengan latar belakang yang kurang meyakinkan namun berani menentang kebijakan sebuah institusi mapan. Namun cicak bukanlah makhluk tanpa daya. Dukungan terhadap Luther meluas seiring tersebarnya thesis Luther tentang konsep ‘Tuhan Maha Pengampun’ yang secara langsung menentang praktek indulgence oleh Roma. Akhirnya Luther memenangkan massa, terjadilah reformasi, dan lahirlah kaum Protestant.

Memperjuangkan kebenaran melawan sebuah kekuasaan tidaklah mudah. Bak cicak lawan buaya. Tapi kekuatan kecil itu ternyata dapat mengimbangi kekuatan besar, terlebih bila dapat memenangkan hati rakyat, dan berserah kepada pertolongan Tuhan. Mengutip pernyataan sikap Luther pada public hearing di Worm tanggal 25 Mei 1521, kata – kata yang memenangkan hati rakyat :

‘Unless I am convinced by the testimony of the Scriptures or by clear reason (for I do not trust either in the pope or in councils alone, since it is well known that they have often erred and contradicted themselves), I am bound by the Scriptures I have quoted and my conscience is captive to the Word of God. I cannot and will not recant anything, since it is neither safe nor right to go against conscience. May God help me. Amen.’ (Sumber: Wikipedia)

Special tribute: untuk dosen gila, seekor cicak yang saat ini sedang dalam perjuangan melawan buaya. Win the crowd !

icon_link