Makan Malam yang Gagal di Beukenhof

23 05 2009

Bruuuuuuuuussssssssss……………

Hujan lebat segera turun saat aku dan dosengila hendak masuk ke mobil. Sedikit basah tak mengapa lah. Kami berencana makan malam bersama.

” Ayo, jalan ke rumah Cisut…kita jemput mbok jamu itu”

Nih, Cisut aku belum kenal. Tapi dia akan bergabung dengan makan malam kami.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai rumahnya, dan hujan sudah reda. Dosengila segera turun untuk memapah Cisut masuk ke mobil.

” Kenalin, ini Cisut.”

“Hai..”

“Hallo, pak…”

Aku melihat sesosok bidadari berkulit putih dengan mata lebar dan lesung pipi menyapa ramah. Wah, malam ini makan malam bersama bidadari, pikirku. Semangat….

Beukenhof letaknya di kaki gunung. Lokasinya terasing, namun sangat indah. Beukenhof artinya hutan pinus kata dosen gila. Jadi memang banyak pohon cemara berbuah pinus di sana.

Melewati anak tangga, sambil membayangkan steak dan segelas red wine, kami bergegas ke resepsionis.

“Maaf, mas dan mbak, jam last order sudah lewat. Kami sudah akan tutup.”

“Wah, untuk tiga orang saja gak bisa mbak ?”

“Maaf, kami tinggal melayani tamu yang tersisa saja.”

“Ughh…ya sudah, makasi mbak !”

Buyar sudah bayangan kami tentang steak dan red wine tadi. Tetapi atmosfernya sangat sayang untuk dilewatkan. Akhirnya kami foto – foto saja di sana. Mumpung ada satu bidadari di antara dua iblis keparat ini. Ha ha ha ha…..

cindy.jpg

Shared with Flock – The Social Web Browser
http://flock.com

FACEBOOK Share





The Pick Up Line

7 12 2008

THE PROLOGUE
Sebuah percakapan yang terjadi pada tanggal 8 Oktober 2008.  Percakapan ini berdurasi kurang lebih 15 menit, yang melibatkan ‘mulutmanisyangberbisa’ (yang mabuk cinta) dan ‘gadis_cina’ (yang muntah – muntah akibat PDKT nya mulutmanisyangberbisa) – id disamarkan – dan berlangsung di Yahoo Messenger.

THE DIALOGUE
<mulutmanisyangberbisa> hi…
<gadis_cina> hi juga
<mulutmanisyangberbisa> apa kabar..?
<gadis_cina> baik, kamu..?
<mulutmanisyangberbisa> wah…aku sehat – sehat, minum susu tiap hari kok..
(maksudnya ?)

<gadis_cina> ouwwhh..bagus deh
(takjub)

<mulutmanisyangberbisa> lagi ngapain?
<gadis_cina> lagi kerja donk
<mulutmanisyangberbisa> oh…berarti aku yang ga ada kerjaan
(karyawan kayak gini nih yang pantes dipecat)

<mulutmanisyangberbisa> boleh nanya sesuatu tentang kamu gak ?
<gadis_cina> boleh, daripada nanya orang lain
<mulutmanisyangberbisa> nanya nomer kamu donk?
(malu – malu bencong)

<gadis_cina> nomer apa? nomer sepatu?
(aku tau kamu mo minta nomer hp, gak segampang itu kalee…)

<mulutmanisyangberbisa> loh kok kamu tau aku mo nanya nomer sepatu..?
(teknik berkelit a la dosengila)

<gadis_cina> buat apa?
(aneh nih orang..)

<gadis_cina> 37
<mulutmanisyangberbisa> ok, thanks. aku lagi ngadain penelitian kecil
<gadis_cina> penelitian apa ?
<mulutmanisyangberbisa> pokoknya ada hubungannya sama sepatu
<mulutmanisyangberbisa> sekarang aku nanya nomer HP kamu
<gadis_cina> gak ah…takut
<gadis_cina> ntar kamu kerjain lagi…
(ketahuan nih maunya..)

<mulutmanisyangberbisa> wah data itu sangat penting… aku lagi coba mengetahui karakter seseorang lewat nomer sepatu dan nomer HP.
<gadis_cina> ih…maksa deh
(nih orang pengen aku sambit pake mouse)

<gadis_cina> ya udah kalo kamu maksa
<gadis_cina> 0838XXXXXXXX
<gadis_cina> kalo gak salah….aku lupa.

<mulutmanisyangberbisa> wah, thanks. Loh kok kalo gak salah ???
<gadis_cina> gak hafal, aku suka lupa
<mulutmanisyangberbisa> oh…kamu mau tahu karakter kamu berdasarkan nomer sepatu dan HP kamu..?
<gadis_cina> hmmm…aku kayak apa?
<mulutmanisyangberbisa> menurut penelitianku, kamu tuh orangnya cantik, baik hati, ramah, dan suka usil…
(hmmmffff..garing banget…..mayday..mayday)

<gadis_cina> yeee salaah….
<gadis_cina> aku gak kayak gitu kok..

<mulutmanisyangberbisa> loh kok salah…???
(lah wong penelitian gombal kok minta bener…wekekeke duduls!!)

<mulutmanisyangberbisa> berarti kamu tuh orangnya jelek, kejam, ketus dan pendiam…?
<gadis_cina> hehehe…gak kayak gitu juga kali…

<mulutmanisyangberbisa> kok bisa salah ya…?
(ulur waktu..cari inspirasi buat ngeles)

<mulutmanisyangberbisa> sebentar…
<mulutmanisyangberbisa> kaki kiri sama kanan kamu gak sama besar ya?
<gadis_cina> kok tahu…??
(sial…kok bisa tahu ya?)

<mulutmanisyangberbisa> ya kalo hasil penelitianku salah, kesimpulannya cuma satu, ukuran sepatu responden, kiri sama kanannya gak sama…
(lucky guess…..pure luck)

<gadis_cina> iya nih, yg kanan 37 tapi yang kiri 38
<gadis_cina> tapi aku suka pake 37, walaupun yang kiri agak kesempitan.

<mulutmanisyangberbisa> pantesan…harusnya kamu ngomong dari awal jadi hasil penelitianku gak akan salah..

<gadis_cina> hahahaha…
(maksa banget sih)

<mulutmanisyangberbisa> tapi aku jadi punya hipotesa baru nih, mau tau gak?
<gadis_cina> apa?
<mulutmanisyangberbisa> kamu tadi kan bilang kalo kamu suka lupa nomer HP
<mulutmanisyangberbisa> ternyata ada hubungannya antara nomer HP, nomer sepatu dan kamu yang suka lupa.
<gadis_cina> masa sih ?
<gadis_cina> gak ada hubungannya kali..

<mulutmanisyangberbisa> ada !
<mulutmanisyangberbisa> Jadi karena kaki kiri – kanan kamu gak sama, maka yg kiri pake sepatu kesempitan. Karena sepatu yang sempit, maka peredaran darah di tubuh kamu gak lancar, otomatis peredaran darah ke otak juga ikut terganggu, maka kamu jadi susah inget nomor HP. Apalagi nomer HP ada 12 digit, jadi tambah susah diinget.
(asli…kayaknya udah mulai desperate dan kehilangan akal sehat gara – gara gak dapet – dapet pacar cewek cina)

<gadis_cina> huahahaha…kamu lucu deh.
<mulutmanisyangberbisa> masa sih
(mukanya biru, merah, item, kuning, ijo)

<mulutmanisyangberbisa> by the way…nanti malem ada acara gak?
<gadis_cina> enggak, emang kenapa?
<mulutmanisyangberbisa> aku pengen main ke tempat kamu..
<gadis_cina> mau ngapain?
<mulutmanisyangberbisa> mo mijitin kaki kamu, biar darahnya lancar, jadi kamu gak sering lupa lagi..

– gadis_cina just signed out –

THE EPILOGUE
Setelah kecewa ditinggal ‘sign out’ secara tiba – tiba, mulutmanisyangberbisa masih harus menerima kenyataan bahwa nomer HP yang diberikan sudah tidak aktif lagi (so much with the effort). Sekarang dia malah mempermalukan diri dengan mem ‘posting’ rekaman percakapan itu di blog nya untuk dibaca banyak orang.

Thanks to:
XHP aka Yuli and YM for making the conversation possible.
dosengila for teaching me how to flirt, but somehow it doesn’t work for chinese girl…hehehehe…
Diana Wardani for introducing the girl.

FACEBOOK Share





Kebebasan Yang Tidak Berarti (rev. 1.1)

28 11 2008

Aku merasa terperangkap dalam sebuah penjara. Terisolasi dari dunia luar. Merasa tersiksa di dalam kurungan, tidak nyaman pengap dan gelap, bersama teman – teman pesakitan satu sel. Banyak ruangan disini, tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan orang – orang di sel lainnya. Sekatnya masif dan tidak bercelah, benar – benar menghambat ruang gerakku. Aku gak bisa mengenal orang dari sel lain, Aku hanya tahu orang – orang satu sel saja.

Teman – teman satu sel ku justru semakin membuatku gak betah, karena gak satu ide. Aku mendambakan dunia luar, mereka tidak. Aku ingin menghirup udara bebas, mereka tidak. Aku ingin sekat – sekat ini roboh, dan mereka tidak. Pernah aku bercerita kepada mereka tentang hangatnya mentari dan indahnya pelangi, tetapi mereka tidak berminat.

“Kamu tidak akan menemukan apa – apa diluar sana !” jawab salah satu teman sel ku.

“Kebebasan, teman. Itu penting. Kita tidak harus terkurung dalam kotak – kotak bertembok ini. Kita bebas menentukan keinginan kita sendiri.”

“Kita gak akan benar – benar bebas, meskipun diluar sana. Kau hanya akan kecewa nantinya.”

Dangkal sekali pikirannya. Sepertinya aku memang tidak layak bersama orang – orang ini. Mereka cuma akan meracuni cita – cita mulia ku. Aku tak akan mendengarkan omongan mereka lagi.

Mulailah aku menyusun rencana keluar, mencari celah untuk pergi dari tempat jahanam ini. Dan ternyata…tidak sulit. Mudah sekali bagiku untuk menemukan lubang keluar. Entah apa yang selama ini menutupi mataku, menjauhkan ku dari lubang keluar ini. Kalo aku bisa menemukan jalan keluar ini dengan mudah, pasti yang lain juga bisa. Lalu kenapa mereka gak mau keluar ya..? Aneh, apakah mereka gak ingin bebas ? Memang orang disini aneh – aneh, sudah gak ada yang waras.

Sudahlah, gak kupedulikan lagi mereka, aku telah menemukan jalan kebebasanku sendiri. Inilah yang aku inginkan selama ini.

Hingga akhirnya aku telah berada diluar. Aku tersenyum untuk 30 menit pertama, merayakan kebebasanku. Aku bisa menikmati hangatnya mentari dan indahnya pelangi. Berharap bertemu banyak orang, menjalani kemerdekaan ini bersama – sama.

Namun…

Tidak ada siapa – siapa disini. Tidak ada seorangpun yang menyambutku atau menyapaku. Teriknya mentari menjadi dingin di kulitku. Indahnya pelangi menjadi tidak bermakna di mataku yang mendadak buta warna ini.

Seminggu aku menunggu…. dan masih aku sendiri.

Aku teringat kata – kata teman satu sel ku. Dia benar, aku tidak menemukan apa – apa disini. Tempat ini sebenarnya adalah surga bagiku, tetapi jika aku sendiri saja seperti ini, rasanya bahkan lebih buruk dari neraka. Apa artinya kebebasan jika tidak ada seorangpun yang bisa diajak berbagi. Ternyata kita semua memang lebih suka hidup terkotak – kotak, dengan dalih membuat hidup jadi lebih mudah.

Aku mencari lubang itu dan kembali masuk ke tempat dengan ruang – ruang bersekat itu. Berkumpul kembali bersama teman satu sel ku yg dulu.

Tempat ini menjadi semakin hangat semenjak terakhir aku tinggalkan.

*************

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah kejadian :

Aku terlahir sebagai lelaki jawa. Dibesarkan di lingkungan yang cukup demokratis dan terbuka. Tidak pernah diajarkan untuk membeda – bedakan orang atas ras/etnis, agama, status sosial, dan lain – lain. Mungkin ini juga yang membuatku jadi menyukai gadis cina, gadis diluar etnisku sendiri. Di dorong semangat ‘universal humanism’ (istilah karangan sendiri), bercita – cita untuk menembus batas – batas yang dibuat oleh masyarakat. Pada akhirnya aku harus kecewa, karena tidak menemukan gadis cina yang mau mencintaiku… ha..ha..ha..ha.

FACEBOOK Share